Pendiri merek pakaian ramah lingkungan SukkhaCitta, Akshay Sethi, baru-baru ini mengungkap alasan di balik harga yang tinggi dari pakaian mereka. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan media, Akshay menjelaskan bahwa harga yang lebih tinggi dari pakaian ramah lingkungan dibandingkan dengan pakaian konvensional disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama-tama, Akshay mengungkap bahwa proses produksi pakaian ramah lingkungan membutuhkan biaya yang lebih tinggi daripada pakaian konvensional. Bahan baku yang digunakan untuk pakaian tersebut harus dipilih dengan hati-hati dan diproses secara etis. Selain itu, proses pewarnaan dan pencetakan pada pakaian tersebut juga harus dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, yang tentu saja memiliki biaya yang lebih tinggi.
Selain itu, Akshay juga menyoroti pentingnya memberikan upah yang layak kepada para pekerja yang terlibat dalam produksi pakaian ramah lingkungan. Pekerja di pabrik harus diberikan kondisi kerja yang aman dan nyaman, serta diberikan upah yang sepadan dengan kerja keras mereka. Semua ini juga mempengaruhi harga akhir dari pakaian ramah lingkungan.
Selain faktor produksi, Akshay juga menekankan pentingnya pendidikan kepada konsumen tentang nilai dari pakaian ramah lingkungan. Pakaian SukkhaCitta bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga merupakan pernyataan tentang kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, harga yang lebih tinggi dari pakaian tersebut seharusnya dianggap sebagai investasi dalam masa depan yang lebih baik bagi planet kita.
Meskipun harga pakaian ramah lingkungan mungkin lebih tinggi daripada pakaian konvensional, namun kita seharusnya melihatnya sebagai investasi dalam lingkungan dan masyarakat yang lebih baik. Dengan memilih pakaian ramah lingkungan, kita turut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan planet ini untuk generasi mendatang. Semoga semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya pakaian ramah lingkungan dan siap untuk memberikan dukungan dengan memilih produk-produk yang berkualitas tinggi.